HIPANI

Himpunan Perawat Anestesi Indonesia

Indonesian Anesthesia Nurses Association

HIPANI SIAP JALIN KEMITRAAN DENGAN PEMERINTAH DALAM HAL PENGUATAN KOMPETENSI DAN KESELAMATAN RADIASI BAGI TENAGA KEPERAWATAN DI LAYANAN ANESTESI

Diterbitkan di Media Informasi
23/10/2025
Muhammad Fithri Rahmani, S. Kep, Ns, CAN
98 kali

Jakarta, 21 Oktober 2025 — Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) mendapat kehormatan untuk hadir sebagai undangan resmi dalam Forum Konsultasi Publik yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Forum bergengsi ini mengusung tema “Evaluasi Pemenuhan Kompetensi Proteksi Keselamatan Radiasi bagi Tenaga Kesehatan yang Bekerja pada Fasilitas Radiologi Intervensional.”

Acara yang berlangsung di Ruang Rapat Lantai 8, Gedung B Kantor BAPETEN ini dihadiri berbagai profesi kesehatan lintas bidang, dengan tujuan menjaring masukan dan memperkuat kolaborasi dalam memastikan keselamatan kerja tenaga kesehatan di layanan radiologi intervensional serta proteksi dari radiasi di fasilitas kesehatan.

Dalam forum tersebut, HIPANI menegaskan pentingnya perlindungan radiasi bagi perawat anestesi, terutama yang bertugas di area Non-Operating Room Anesthesia (NORA). Berdasarkan data BAPETEN, tenaga kesehatan khususnya perawat yang terlibat di ruang intervensi menerima dosis efektif rata-rata 0,7 ± 0,2 µSv per tindakan, angka yang menunjukkan potensi risiko paparan kumulatif jangka panjang seperti katarak dan gangguan neurologis.

Perwakilan HIPANI, Ns. Wawan Septrianus Lase, S.Kep., CBAN, menyampaikan sejumlah rekomendasi penting, antara lain:
1. Desain Alat Pelindung Diri (APD) radiasi yang ergonomis dan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga anestesi.
2. Penyusunan panduan teknis posisi kerja aman bagi perawat anestesi di ruang radiologi intervensional.
3. Pembentukan modul pelatihan proteksi radiasi khusus bagi perawat anestesi, hasil kolaborasi antara PPNI-HIPANI, BAPETEN, dan Kementerian Kesehatan RI.

Masukan HIPANI mendapat apresiasi tinggi dari pihak BAPETEN. Forum sepakat perlunya pelatihan lintas profesi (cross-training) dalam bidang proteksi radiasi serta penguatan standar kompetensi tenaga kesehatan yang bekerja di bidang radiologi intervensional.

Sebagai tindak lanjut, HIPANI berencana:
1. Membentuk tim teknis nasional untuk mengembangkan modul pelatihan proteksi radiasi bagi perawat anestesi.
2. Melakukan sosialisasi internal kepada anggota HIPANI yang bertugas di ruang tindakan radiologi intervensional dan NORA.
3. Menyusun rekomendasi panduan posisi kerja aman untuk menekan risiko paparan radiasi di area sensitif.

Kehadiran HIPANI dalam forum ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran perawat di layanan anestesi dalam memastikan keselamatan kerja dan keselamatan pasien. Kolaborasi dengan BAPETEN dan Kemenkes diharapkan menghasilkan kebijakan serta standar pelatihan yang melindungi seluruh tenaga kesehatan dari risiko paparan radiasi di fasilitas medis modern.

“Ini bukan hanya tentang keselamatan radiasi, tapi juga tentang pengakuan peran strategis perawat di layanan anestesi, dalam ekosistem layanan kesehatan radiologi intervensional,” ujar Ns. Wawan Septrianus Lase di akhir kegiatan.

Ns. Muhammad Fithri Rahmani, S.Kep “Kehadiran HIPANI dalam forum BAPETEN ini menandai langkah maju dalam penguatan peran perawat di layanan anestesi pada ranah keselamatan radiasi. Kami berkomitmen untuk terus berkolaborasi lintas lembaga agar setiap perawat yang bekerja di layanan anestesi memiliki kompetensi dan perlindungan optimal saat bekerja di area radiologi intervensional. Sinergi antara BAPETEN, Kemenkes, dan HIPANI menjadi fondasi penting dalam menciptakan budaya keselamatan radiasi yang berkelanjutan di fasilitas pelayanan kesehatan Indonesia”.
Ns. Sri Etty Wijayaningsih yang juga selaku Ketua Bidang Pelayanan PP HIPANI dan Koordinator Kolegium Bidang Disiplin Ilmu Keperawatan Anestesi, turut mengapresiasi undangan dari BAPETEN kepada HIPANI
“Kami Apresiasi undangan tersebut, saat ini ruang lingkup layanan anestesi saat ini telah berkembang pesat, tidak hanya terbatas di ruang operasi, tetapi juga meluas ke area Non-Operating Room Anesthesia (NORA) seperti ruang radiologi intervensional, endoskopi, dan kateterisasi. Karena itu, kompetensi perawat anestesi di area NORA harus dikuatkan melalui pelatihan terstandar dan pengawasan keselamatan radiasi,” Ujar Ns. Sri Etty

“Kami di HIPANI mendorong agar kompetensi ini menjadi bagian dari kurikulum pelatihan dan kredensialing secara nasional, sehingga setiap perawat di layanan anestesi mampu memberikan pelayanan aman, efektif, dan sesuai standar proteksi radiasi yang berlaku,” tambahnya.
Selain HIPANI juga ada beberapa undangan lainnya yang turut diikut sertakan dalam forum tersebut seperti PPNI, INKAVIN dan PERDATIN.
“Kami berharap hasil dari forum ini tidak berhenti pada tataran rekomendasi saja, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam bentuk kebijakan dan pelatihan nyata di lapangan,” ungkap Ns. Muhammad Fithri Rahmani selaku Sekretaris Pengurus Pusat HIPANI

“HIPANI berkomitmen menjadi mitra aktif pemerintah dalam memastikan setiap perawat di layanan anestesi, terutama yang bertugas di area NORA dan radiologi intervensional, memiliki kompetensi proteksi radiasi yang kuat. Harapan kami, ke depan akan lahir sistem pembinaan berkelanjutan yang terintegrasi antara regulasi, pelatihan, dan evaluasi kinerja tenaga keperawatan anestesi di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Bagikan Konten

hacklink hack forum hacklink film izle