HIPANI

Himpunan Perawat Anestesi Indonesia

Indonesian Anesthesia Nurses Association

HIPANI Jawa Tengah Catat Rekor 50 Peserta CBP INNA di RS Indriati samai HIPANI DKI Jakarta. Direktur RS Indriati: Kami Siap Terus Berkolaborasi Lagi

Diterbitkan di Media Informasi
26/11/2025
Muhammad Fithri Rahmani, S. Kep, Ns, CAN
91 kali

Solo Baru, Jawa Tengah — Sabtu 22 November 2025, RS Indriati Solo Baru melalui Indriati Training Center sebagai lembaga penyelenggara pelatihan dan peningkatan kompetensi yang sudah terakreditasi A Kemenkes RI kembali menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan mutu layanan anestesi nasional dengan menjadi lokasi pelaksanaan Workshop dan Ujian Sertifikasi Keahlian CBP INNA Perawat Anestesi Tingkat Dasar ( Certified Basic Anesthesia Nurse ). Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, dengan dua hari pertama difokuskan pada penguatan teori dan praktik/workshop, lalu dilanjutkan hari ketiga untuk ujian sertifikasi yang terstandar nasional dan selaras dengan standar global.

Kegiatan yang terselenggara berkat kolaborasi Indriati Training Center (ITC) RS Indriati Solo Baru bersama Pengurus Pusat (PP) HIPANI, Pengurus Wilayah (PW) HIPANI Jawa Tengah, dan CBP INNA ini diikuti oleh 50 perawat anestesi dari berbagai daerah di Indonesia. Jumlah tersebut menjadi rekor nasional untuk pelaksanaan sertifikasi tingkat dasar di Jawa Tengah, sekaligus menyamai capaian peserta terbanyak yang sebelumnya dicatat oleh PW HIPANI DKI Jakarta.

Direktur RS Indriati Solo Baru, dr William Tanoyo, M.Kes, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada RS Indriati sebagai tuan rumah. “Kami merasa terhormat dan bangga dapat mendukung penguatan kompetensi perawat anestesi melalui sertifikasi berstandar tinggi seperti CBP INNA. Ini sejalan dengan fokus kami pada keselamatan pasien dan layanan anestesi yang unggul. RS Indriati Solo Baru siap berkolaborasi lebih lanjut sebagai TUK (Tempat Uji Kompetensi) untuk program sertifikasi keperawatan anestesi ke depan serta skema sertifikasi kompetensi yang lainnya,” ujarnya.

Senada dengan itu, dr. Liem Khee Sen Alias Hendra Limanto, Sp.An., selaku Penanggung Jawab Layanan Anestesi RS Indriati Solo Baru menekankan pentingnya sertifikasi berbasis kompetensi bagi keselamatan layanan. “Perawat anestesi memiliki peran klinis yang sangat krusial. Sertifikasi CBP INNA memastikan kompetensi dasar mereka teruji secara objektif—baik secara pengetahuan, keterampilan, maupun sikap profesional. Dampaknya langsung terhadap peningkatan kualitas layanan anestesi dan keselamatan pasien,” kata dr. Liem.

Sebagai informasi, CBP INNA telah memperoleh akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) berbasis SNI ISO 17024:2012. Akreditasi ini menjamin proses sertifikasi diawasi secara ketat pada aspek imparsialitas, kerahasiaan, integritas penguji, serta mekanisme banding/keluhan. Dengan status tersebut, sertifikasi CBP INNA tidak hanya diakui secara nasional, tetapi juga mengikuti standar internasional melalui jaringan pengakuan timbal balik (Multilateral Recognition Arrangement/Agreement—MLA) yang berada dalam cakupan IAF (International Accreditation Forum) dan PAC (Pacific Accreditation Cooperation). Hal ini menegaskan bahwa lulusan CBP INNA memiliki pengakuan kompetensi yang kompatibel dengan praktik global.

Rangkaian kegiatan ini diawali dengan pertemuan koordinasi pada 19 November 2025 antara jajaran pimpinan RS Indriati Solo Baru—Direktur, Wakil Direktur, Kepala Diklat, Kepala ITC, Komite Keperawatan, Manajer Keperawatan, dan pimpinan terkait—bersama Ketua Umum DPP PPNI dan Ketua CBP INNA Mustikasari. Pertemuan tersebut, yang turut didampingi oleh Sekretaris DPW, Ketua DPD Kota Solo, Ketua DPD Kabupaten Sukoharjo, Ketua DPK RS, dan pengurus HIPANI Jawa Tengah, membahas penguatan sertifikasi keahlian perawat serta rencana kerja sama RS Indriati sebagai TUK resmi CBP INNA.

Ketua DPP PPNI Harif Fadillah menegaskan bahwa sertifikasi kompetensi adalah kunci peningkatan profesionalisme perawat di era layanan kesehatan modern. “PPNI mendukung penuh HIPANI dan CBP INNA dalam memperkuat jalur sertifikasi yang kredibel dan terakreditasi. Ini bukan semata formalitas, tetapi investasi strategis untuk menjamin kualitas SDM perawat anestesi Indonesia, sekaligus meningkatkan daya saing profesi di tingkat nasional maupun global,” tuturnya.

Pada workshop tanggal 20 November 2025, kegiatan juga dihadiri oleh Ketua PP HIPANI yaitu Ns. Imam Subhi yang memberikan motivasi serta penguatan profesi kepada seluruh peserta. Dalam kesempatan tersebut, Imam Subhi menekankan perjuangan organisasi untuk pengakuan profesi perawat anestesi. “Pengurus pusat HIPANI akan terus berjuang untuk penguatan peran perawat anestesi dan peningkatan kesejahteraan anggota. Sertifikasi CBP INNA ini adalah salah satu jalan penting untuk memastikan kompetensi kita diakui, sehingga profesi perawat anestesi semakin kokoh dan dihormati,” tegasnya di hadapan 50 peserta.

Sekretaris PP HIPANI yaitu Ns. Muhammad Fithri Rahmani turut menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata eksistensi HIPANI yang semakin kuat. Ia menyebutkan hingga saat ini terdapat 460 perawat anestesi yang telah tersertifikasi CBP INNA sepanjang tahun 2025. “Antusiasme 50 peserta di RS Indriati Solo Baru ini memperlihatkan bahwa perawat anestesi Indonesia semakin sadar pentingnya sertifikasi kompetensi. Ini rekor yang membanggakan, sekaligus pesan kuat bahwa HIPANI terus berkembang,” ujarnya.

Ketua PW HIPANI Jawa Tengah Rushartono menyampaikan rasa bangga atas capaian kegiatan ini di wilayahnya. “Ini kali ketiga kami menyelenggarakan sertifikasi di Jawa Tengah setelah RSUD Banyumas dan RSWN Kota Semarang. Pencapaian 50 peserta di RS Indriati Solo Baru menjadi tonggak baru. Kami berkomitmen menjaga Jawa Tengah sebagai salah satu pusat penguatan kompetensi perawat anestesi nasional melalui program yang berkelanjutan dan berkualitas,” katanya.

Dengan terselenggaranya ujian sertifikasi CBP INNA Tingkat Dasar ini, HIPANI bersama CBP INNA dan mitra rumah sakit menegaskan langkah nyata dalam memperkuat standar kompetensi perawat anestesi Indonesia. Diharapkan kegiatan serupa terus diperluas di berbagai wilayah sebagai bagian dari strategi peningkatan mutu layanan anestesi, keselamatan pasien, dan pengakuan profesi perawat anestesi di kancah nasional maupun global.

Adapun ketika Sekretaris Pengurus Pusat HIPANI tersebut ditanya tentang program 2026 yang akan di usung oleh HIPANI, dirinya menjawab bahwa saat ini sedang tahap finalisasi program termasuk untuk bekerjasama dengan lintas negara bersama perawat-perawat anestesi dari berbagai negara.

Bagikan Konten

hacklink hack forum hacklink film izle hacklink