Jakarta, 30 Juni 2025 – PUSDIKLAT PKU Muhammadiyah Jakarta jadi saksi gegap gempita Certified Basic Anesthesia Nurse terbesar se-Indonesia! Ujian Sertifikasi CBP INNA Certified Basic Anesthesia Nurse yang digelar 26–29 Juni 2025 sukses mencatatkan sejarah dengan 50 peserta dari seluruh penjuru Tanah Air, menjadi angkatan terbesar sejak sertifikasi ini diluncurkan.
Acara ini dihadiri oleh Mustikasari (Ketua CBP INNA Pusat), Rusman Wahyusetiawan (Ketua PW HIPANI Jakarta), Dewi Adnan (Plt. Kepala PUSDIKLAT PKU Muhammadiyah Jakarta) beserta jajaran, deretan penguji dan trainer nasional HIPANI, Pengurus HIPANI DKI Jakarta, Tim CBP INNA Pusat, serta peserta kegiatan.
Peserta tidak hanya dari Jakarta, tetapi juga dari Kalimantan Tengah, Sulawesi, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan provinsi lain yang membuktikan gelora semangat perawat anestesi Indonesia siap untuk terstandarisasi secara nasional dan international.
Imam Subhi (Ketua HIPANI Pusat) menegaskan:
"HIPANI terus dorong perawat anestesi untuk memenuhi standar CBP INNA yang sudah diakui Komite Akreditasi Nasional (KAN)!"
Sementara Muhammad Fithri Rahmani (Sekretaris PP HIPANI) membeberkan fakta keras:
Muhammad Fithri Rahmani (Sekretaris PP HIPANI) menjelaskan bahwa CBP INNA (Certification Body for Professional INNA) berperan sebagai penghubung antara standar akreditasi nasional Indonesia dan standar internasional.
"Sebagai bagian dari KAN, CBP INNA telah diakui kemampuannya dalam menyertifikasi perawat profesional sesuai standar ISO 17024. Ini menjadi bukti bahwa kompetensi perawat anestesi Indonesia setara dengan kualifikasi global," paparnya.
Muhammad Fithri Rahmani yang selaku menjadi Moderator Seminar Keperawatan International yang dilaksanakan Kolegium Kepearwatan juga menyampaikan bahwa CBP INNA juga merupakan bagian dari jaringan global yang lebih besar yang mencakup badan akreditasi internasional seperti IAF (International Accreditation Forum) dan PAC (Pacific Accreditation Cooperation). Hal ini memungkinkan perawat Indonesia yang disertifikasi melalui CBP INNA untuk memiliki pengakuan internasional, membuka peluang kerja di berbagai negara yang menerapkan standar global yang sama.
Dengan rekor peserta terbanyak, HIPANI Jakarta membuktikan bahwa sertifikasi ini menjadi trend baru dikalangan perawat khususnya yang bekerja di pelayanan anestesi.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar ujian, tetapi juga menjadi wadah penguatan kompetensi, sharing knowledge, dan pengembangan jaringan bagi perawat anestesi di seluruh Indonesia. Dengan adanya sertifikasi ini, diharapkan kualitas pelayanan anestesi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan semakin meningkat, sehingga memberikan dampak positif bagi keselamatan pasien.
Dengan kesuksesan pelaksanaan sertifikasi kali ini, HIPANI berencana untuk memperluas jangkauan sertifikasi ke lebih banyak daerah di Indonesia. Bagi perawat anestesi yang ingin mengikuti ujian sertifikasi berikutnya, dapat memantau informasi resmi melalui website HIPANI atau media sosial HIPANI.
"Semoga dengan sertifikasi ini, perawat anestesi Indonesia semakin profesional dan diakui di tingkat global," tutup Rusman.
Makassar, 29 Juni 2025 – Kegiatan Ujian Sertifikasi Keahlian/Kompetensi Terstandar SNI ISO/IEC 17024 yang diselenggarakan di Primaya Hospital Makassar pada 27-29 Juni 2025 sukses diikuti oleh 33 peserta dari berbagai provinsi dan kabupaten di Sulawesi, termasuk Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Papua Pegunungan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetensi perawat anestesi dan memberikan sertifikasi yang diakui baik secara nasional maupun internasional.
Acara yang berlangsung di Primaya Hospital ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam dunia keperawatan, antara lain Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadillah, Ketua CBP INNA Pusat Mustikasari, Ketua DPW PPNI Sulawesi Selatan Abdul Rakhmat, Ketua PW HIPANI Sulawesi Selatan Syafril Rahim, serta narasumber dari dunia medis, yakni Dokter Spesialis Anestesi Dr. Alamsyah, Sp.An, dan Dr. Masriani, Sp.An. Selain itu, turut hadir juga Panitia Pelaksana, Direktur Primaya Hospital Makassar dr. Merry Monica, MARS, beserta jajaran manajemen rumah sakit.
Dalam sambutannya, dr. Merry Monica, MARS, selaku Direktur Primaya Hospital Makassar, menyampaikan terima kasih atas diselenggarakannya kegiatan ini di Sulawesi Selatan. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan kompetensi para perawat, khususnya dalam pelayanan anestesi yang berkualitas.
Sementara itu, Harif Fadillah, Ketua Umum DPP PPNI, dalam sambutannya menekankan pentingnya sertifikasi bagi perawat yang tidak hanya mengakui keahlian mereka di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional. Sertifikasi ini, menurutnya, akan meningkatkan rasa percaya diri perawat, meningkatkan kompetensi dan keahlian, serta memberikan jaminan kualitas bagi tenaga keperawatan yang sudah teruji kemampuannya. CBP-INNA telah mendapatkan pengakuan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk memastikan bahwa ujian sertifikasi perawat anestesi yang diselenggarakan memenuhi standar yang diakui secara nasional dan internasional berbasis SNI ISO 17024:2012.
Syafril Rahim, Ketua PW HIPANI Sulawesi Selatan, menyampaikan komitmen HIPANI untuk terus menggelar kegiatan serupa, sehingga para perawat yang berprofesi di bidang anestesi bisa memperoleh pengakuan keahlian mereka baik secara nasional maupun internasional.
Tak kalah pentingnya, Muhammad Fithri Rahmani, Sekretaris PP HIPANI yang turut memantau kegiatan tersebut, juga mengungkapkan rasa bangga atas kesuksesan penyelenggaraan ujian sertifikasi ini. Ia berharap kegiatan ini dapat menjangkau lebih banyak perawat anestesi di Sulawesi, sehingga mereka dapat terus berkembang dalam profesinya.
Kegiatan ujian sertifikasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kompetensi dan kredibilitas perawat anestesi di Indonesia, serta mendukung tercapainya standar pelayanan kesehatan yang lebih baik di masa depan.
Redaksi Berita:
Banyumas, 23 Mei 2025 – Demi menjaga kualitas tenaga kesehatan, terutama tenaga keperawatan, adalah kunci utama dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi pasien. Untuk itu, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas, Jumat (23/5). Kunjungan ini bertujuan meninjau kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana dalam rangka kegiatan sertifikasi keahlian perawat anestesi tingkat dasar yang diselenggarakan oleh PW HIPANI Jawa Tengah bekerja sama dengan RSUD Banyumas. Menurut Rushartono selaku Ketua PW HIPANI Jawa Tengah, kegiatan ini diikuti oleh 25 orang perawat yang bekerja di pelayanan anestesi dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kegiatan pelatihan ini merupakan langkah strategis PPNI dalam memastikan standar mutu pendidikan dan pelatihan perawat agar kompetensi yang diperoleh benar-benar terukur dan valid. “Sertifikasi adalah bentuk validasi kompetensi yang terstandarisasi oleh lembaga kredibel” jelas Dr. Harif Fadhillah, SKp., S.H., M.Kep., M.H., selaku Ketua Umum PPNI Pusat.
Lebih jauh, Prof. Dr. Mustikasari, S.Kp., MARS, Sekjend DPP PPNI dan juga Ketua CBP INNA menegaskan pentingnya pengakuan kompetensi melalui lembaga terakreditasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014. Dengan demikian, kompetensi perawat tidak hanya diakui secara nasional, tapi juga dapat bersaing di kancah internasional. Untuk mendukung hal ini, PPNI telah membentuk lembaga sertifikasiCertified Body For Person-Indonesia National Nurses Association (CBP-INNA) atau Badan Sertifikasi Perawat Indonesia yang terakreditasi internasional SNI ISO/IEC 17024.
Sertifikasi ini mengacu pada 16 keahlian yang telah distandarisasi dan diakui di kawasan ASEAN, di antaranya: Certified Basic Operating Room Nurse (CBORN), Certified Critical Care Nurse (CCCN), Certified BTCLS Nurse (CBTLSN), Certified Basic Infection Prevention and Control Nurse (CBIPCN), Certified Basic Endoscopic Nurse (CBEsN), Certified Basic Neurology Nurse (CBNN), Certified Basic Cardiovascular Nurse (CBCVN), Certified Basic Dialysis Nurse (CBND), Certified Basic Anesthesia Nurse (CBAN), Certified Basic Wound Care Nurse (CBWCN), Certified Basic Urology Nurse (CBUN), Certified Basic Holistic Nurse (CBHN), Certified Basic Mental Health Nurse (CBMHN), Certified Basic Community Nurse (CBCN), Certified Basic Oncology Nurse (CBOnN), dan Certified Basic Orthopedic Nurse (CBOCN). Sertifikat keahlian ini merupakan bagian dari upaya PPNI untuk meningkatkan kompetensi perawat di Indonesia agar dapat bersaing di tingkat internasional, khususnya di kawasan ASEAN.
Adapun akreditasi dan pengakuan internasional, sertifikasi yang diterbitkan CBP INNA mendapat pengakuan dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan Komite Akreditasi Nasional (KAN), lembaga resmi yang mengatur standar nasional di Indonesia. BSN juga merupakan anggota aktif dari Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC), organisasi yang menyatukan lembaga akreditasi di kawasan Asia Pasifik. Dengan akreditasi dari KAN yang berada di bawah BSN, sertifikat kompetensi dari CBP INNA memiliki legitimasi dan kualitas yang diakui secara nasional dan bisa menjadi dasar untuk pengakuan internasional, terutama melalui kerja sama dengan lembaga akreditasi regional dan global. Melalui mekanisme Mutual Recognition Arrangement (MRA) yang dikelola APAC, akreditasi BSN terhadap CBP INNA diakui oleh lembaga akreditasi di negara-negara anggota APAC lainnya. Hal ini memastikan bahwa sertifikat kompetensi yang dikeluarkan CBP INNA tidak hanya sah di Indonesia, tetapi juga memiliki pengakuan regional, sehingga membuka peluang mobilitas kerja dan profesionalisme perawat Indonesia di tingkat internasional.
Setelah membuka kegiatan, Sekjen PPNI beserta rombongan melakukan kunjungan lapangan untuk menilai kelayakan RSUD Banyumas sebagai tempat pelatihan perawat anestesi tingkat dasar.
Direktur RSUD Banyumas, dr. Dani Esti Novia, menyambut baik kunjungan ini dan berharap sinergi yang terjalin dapat meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, khususnya perawat, agar selalu berkompeten dan sesuai standar. “Saya mendukung penuh kegiatan ini agar kualitas tenaga kesehatan di daerah semakin baik,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah penting bagi tenaga keperawatan, khususnya di pelayanan anestesi untuk meningkatkan keahlian dan profesionalisme, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Tulungagung, 4 Mei 2025 – Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) Jawa Timur sukses menggelar kegiatan sertifikasi Certified Basic Anesthesia Nurse (CBP INNA) untuk ketiga kalinya di tahun 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya HIPANI Jatim dalam meningkatkan kualitas kompetensi perawat anestesi di wilayahnya. Acara ini diikuti oleh 33 peserta di RSUD Haji Surabaya, 32 peserta di RSUD Soebandi Jember, dan 38 peserta di RSUD dr. Iskak Tulungagung.
Peserta yang hadir pada kegiatan ini bervariasi, peserta berasal dari dari berbagai wilayah di Indonesia, antara lain Provinsi Riau, Sumbawa, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini terdiri dari dua hari workshop yang mencakup teori dan praktik yang teregistrasi di Learning Management System (LMS) Plataran Sehat. Pada hari ketiga, peserta mengikuti ujian sertifikasi Certified Basic Anesthesia Nurse (CBP INNA), yang memberikan pengakuan atas kompetensi mereka dalam memberikan asuhan keperawatan di bidang anestesi dasar.
CBP INNA (Certified Body for Person – Indonesia National Nurses Association) adalah lembaga sertifikasi perawat yang didirikan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Lembaga ini telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai Lembaga Sertifikasi Person (LSP), yang mengacu pada standar SNI ISO/IEC 17024. CBP INNA tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga standar internasional, memberikan pengakuan yang luas bagi perawat Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Mengutip dari situs https://kan.or.id/, KAN mewakili Indonesia dalam forum kerjasama internasional antar badan akreditasi, yaitu International Accreditation Forum (IAF), International Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC) dan Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC).
Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Umum DPP PPNI, Harif Fadillah, yang memberikan apresiasi terhadap upaya HIPANI Jawa timur dalam memajukan profesi perawat anestesi. Ketua CBP INNA Pusat, Mustikasari, juga turut hadir untuk menyaksikan langsung kegiatan tersebut dan menyapa peserta yang hadir. Tak ketinggalan, Perwakilan dari Manajemen dan Bidang Keperawatan RSUD dr. Iskak Tulungagung turut memberikan dukungan melalui sambutannya.
"Keberhasilan HIPANI Jatim menggelar kegiatan ini untuk ketiga kalinya adalah bukti komitmen kami dalam meningkatkan kompetensi perawat anestesi di Jawa Timur. Sertifikasi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis, tetapi juga memberikan pengakuan atas keahlian perawat anestesi yang sudah terstandarisasi. Kami berharap program ini dapat terus dilaksanakan di berbagai rumah sakit di Jawa Timur." Ujar Aris Totok selaku Ketua HIPANI Jawa Timur.
"PPNI selalu mendukung upaya-upaya peningkatan kompetensi perawat, terutama di bidang anestesi. Kegiatan sertifikasi ini sangat penting untuk memberikan pengakuan atas keterampilan dan keahlian perawat anestesi yang bekerja di rumah sakit. Ini juga menjadi salah satu langkah untuk memastikan kualitas pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat." Kata Harif Fadillah selaku Ketua DPP PPNI.
Menurut Harif Fadillah, Ketua Umum PPNI, CBP INNA ini adalah jawaban atas kebutuhan mendesak akan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan. Dengan standar internasional yang diadopsi oleh CBP INNA, perawat Indonesia akan lebih siap menghadapi tantangan global.
Menurut Sekretaris PP HIPANI, Muhammad Fithri Rahmani melalui telpon menyampaikan bahwa “sejak diakuinya keperawatan anestesi sebagai bagian dari cabang disiplin ilmu keperawatan oleh Kolegium Keperawatan Indonesia pada 5 Februari 2025, sejak saat itu kita banyak berbenah dan berkonsultasi dengan Kolegium Keperawatan tentang kegiatan pengembangan kompetensi perawat anestesi di Indonesia”.
Sekretaris PP HIPANI tersebut juga mengapresiasi langkah dari pada HIPANI Jawa Timur yang menangkap kebutuhan di pelayanan dengan menggelar kegiatan ini, dan berharap kegiatan ini terus berlanjut.
Surabaya, 26 Januari 2025 – Pelaksanaan Workshop Perawat Anestesi dan Ujian Sertifikasi Kompetensi/Keahlian Perawat Anestesi Tingkat Dasar yang terstandar SNI ISO/IEC 17024 di RSUD Haji Surabaya sukses dilaksanakan dengan lancar. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara CBP INNA (Badan Sertifikasi PPNI) dengan HIPANI Pusat PPNI dan diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut. Sebanyak 29 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti workshop yang terdiri dari sesi teori, sesi praktik, dan ujian sertifikasi yang semuanya berjalan sesuai jadwal.
Acara yang digelar pada tanggal 26 Januari 2025 ini menghadirkan dua dokter spesialis anestesi dari RSUD Haji Surabaya dan trainer perawat anestesi dari Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI). Menurut Aris Totok, Ketua PW HIPANI Jawa Timur, RSUD Haji Surabaya menjadi rumah sakit pertama di Jawa Timur yang menyelenggarakan kegiatan ini, dan ia berharap semakin banyak rumah sakit di daerah tersebut yang berpartisipasi di masa depan.
“Saya merasa bangga bahwa RSUD Haji Surabaya menjadi pionir di Provinsi Jawa Timur dalam menyelenggarakan sertifikasi kompetensi perawat anestesi tingkat dasar dengan standar internasional. Kegiatan ini akan memberi dampak positif dalam peningkatan kualitas perawatan anestesi di Indonesia,” ujar Aris Totok.
Sertifikasi yang diberikan kepada peserta tidak hanya terakreditasi nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), namun juga diakui secara internasional melalui MRA-Asia Pacific Accreditation Cooperation (APAC) yang terafiliasi dengan International Accreditation Forum (IAF). Hal ini memastikan bahwa sertifikat yang diperoleh perawat anestesi tersebut dapat diterima di lebih dari 162 negara yang telah menandatangani Multilateral Recognition Arrangement (MLA) IAF.
Muhammad Fithri Rahmani, Sekretaris Pengurus Pusat HIPANI, menyampaikan bahwa kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di bulan Februari 2025 di RSUD dr. Iskak Tulungagung dan RSUD Soebandi Jember, yang menunjukkan keseriusan HIPANI dalam memperluas jangkauan pelatihan bagi para perawat anestesi di seluruh Indonesia.
Selama kegiatan berlangsung, antusiasme peserta sangat terasa, dengan banyak dari mereka mengungkapkan harapan untuk memperoleh lisensi yang dapat menjadi bukti legalitas keahlian mereka dalam bekerja di garis depan perawatan kesehatan, khususnya dalam pelayanan anestesi. Ujian sertifikasi ini tidak hanya memberi kesempatan bagi para perawat anestesi untuk membuktikan kemampuan mereka, tetapi juga memperkuat standar profesionalisme dalam praktik anestesi di Indonesia.
Tim penguji yang terdiri dari tiga perawat anestesi tersertifikasi dan berpengalaman di bidangnya memberikan penilaian yang objektif dan konstruktif selama proses ujian. Hal ini memastikan bahwa setiap peserta mendapatkan umpan balik yang berguna untuk pengembangan keahlian mereka. Mustakim, salah satu penguji dalam ujian tersebut, menambahkan, “Sangat membanggakan melihat antusiasme peserta yang datang dari berbagai provinsi di Indonesia. Kami sangat siap untuk menyelenggarakan kegiatan besar lainnya di masa depan.”
“Para dokter narasumber sangat antusias dalam memberikan ilmu kepada peserta, bahkan beberapa mengatakan tidak ingin dibatasi waktu dalam berbagi pengetahuan mereka. Hal ini menunjukkan komitmen tinggi dalam meningkatkan kualitas perawatan anestesi di Indonesia,” ujar Fernando, salah satu panitia acara.
Dalam kegiatan ini, seluruh peserta yang mengikuti ujian tertulis dan praktik dinyatakan lulus, menandakan tingginya persiapan dan semangat mereka dalam menjalani ujian sertifikasi ini. Acara ini juga dihadiri oleh perawat dari rumah sakit pemerintah dan swasta, yang menunjukkan keberhasilan acara ini dalam menarik perhatian berbagai kalangan.
Dengan dilaksanakannya sertifikasi ini, diharapkan dapat menghasilkan perawat anestesi yang lebih kompeten, siap bersaing di pasar global, serta meningkatkan kualitas perawatan anestesi di seluruh Indonesia. Kesuksesan acara ini tentunya menjadi langkah positif dalam upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas di bidang medis, khususnya dalam anestesiologi.
Pada tanggal 21 Desember 2024, bertempat di Graha DPW PPNI Banten, digelar Kongres Wilayah II Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) Provinsi Banten. Acara ini dihadiri oleh sekitar 35 peserta yang terdiri dari perwakilan berbagai kabupaten dan rumah sakit di Provinsi Banten. Kongres ini menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi antara organisasi profesi dalam bidang anestesi dan perawatan intensif di daerah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Perwakilan Persatuan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dr. Setyadi, Sp.An, menyampaikan sambutan hangat. "Kami menyambut baik HIPANI Banten, dan siap bersinergi serta berkolaborasi dalam pelayanan anestesi dan berbagai kegiatan seperti pelayanan, bakti sosial, webinar, seminar, workshop, serta pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dalam pelayanan anestesi ke depan," ungkapnya. Hal ini menunjukkan komitmen PERDATIN Banten untuk mendukung perkembangan dan profesionalisme tenaga keperawatan di Provinsi Banten.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah PPNI Provinsi Banten, H. Sayuti, S.Kep, Ns, SKM, M.Kes, juga memberikan sambutan dukungannya. "Selamat datang di rumah perawat se-Banten! Kami sangat mendukung segala aktivitas HIPANI dan siap membantu melalui DPD dan DPK PPNI dalam pendataan anggota di lebih dari 200 rumah sakit se-Banten. PPNI siap memfasilitasi kegiatan HIPANI, baik lewat PUSBANGDIKLAT PPNI maupun Ujian Sertifikasi Kompetensi/ Keahlian CBP INNA Perawat Anestesi Tingkat Dasar berbasis SNI ISO 17024:2012 “kata Sayuti. Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat jaringan dan kolaborasi antar tenaga keperawatan khususnya di pelayanan anestesi di Provinsi Banten.
Rusman Wahyusetiawan, S.Kep, Ns, CBAN selaku Ketua Bidang INFOKOM PP HIPANI yang turut hadir sebagai perwakilan dari PP HIPANI di acara kongres wilayah tersebut, mengungkapkan "Selamat dan sukses untuk Pengurus Wilayah Hipani Banten, selalu berkordinasi PP HIPANI dan DPW PPNI Banten untuk setiap kegiatan dan akan kami bantu dari semua bidang. Adapun harapan kami hipani Banten bisa maju dan sukses , oleh karena itu kami menitipkan anggota hipani ke DPW PPNI Banten dan perdatin Banten”.
Acara Kongres Wilayah ini berjalan dalam suasana penuh hikmat, di mana terpilihlah Saudara Habibullah, S.Kep, Ns, CAN sebagai Ketua Pengurus Wilayah HIPANI Provinsi Banten Periode 2024-2029. Dalam pidatonya, Habibullah menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran kegiatan kongres, termasuk Bapak Iib Taopik selaku Ketua PW HIPANI periode sebelumnya. Ia mengungkapkan visinya untuk membawa HIPANI Banten menjadi lebih baik dan berkomitmen untuk menjadikan organisasi ini sebagai pusat pengembangan kompetensi perawat dalam pelayanan anestesi.
Ketua PP HIPANI, H. Imam Subhi, S.Kep, Ns, MM, M.Kes, MH.Kes juga memberikan ucapan selamat kepada Habibullah. "Selamat kepada Bapak Habibullah sebagai Ketua PW HIPANI Banten terpilih. Semoga HIPANI Banten dapat berkiprah lebih besar lagi dalam pengembangan kompetensi di bidang pelayanan anestesi," harapnya. Dengan terpilihnya pengurus baru, diharapkan HIPANI Banten dapat terus maju dan memberikan kontribusi nyata dalam bidang kesehatan di Provinsi Banten.
Dengan penutupan acara yang penuh hikmat, tampak harapan besar di antara semua peserta Kongres Wilayah untuk masa depan HIPANI Banten yang lebih cerah. Diharapkan, dengan kepemimpinan baru dan dukungan dari berbagai pihak, PW HIPANI Banten akan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pelayanan kesehatan di Provinsi Banten. Semua elemen yang terlibat berkomitmen untuk saling mendukung dan berkolaborasi, demi tercapainya tujuan bersama dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di daerah ini. Kongres Wilayah II diharapkan bukan hanya menjadi titik awal, tetapi juga langkah strategis untuk kemajuan tenaga keperawatan khususnya di pelayanan anestesi.
Jakarta, 19 Desember 2024 – Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) Jakarta telah berhasil melaksanakan ujian Certified Body For Person (CBP) Perawat Anestesi Tingkat Dasar yang diadakan pada tanggal 8 Desember 2024. Ujian ini merupakan yang pertama kali dipaksakan oleh HIPANI dengan bertempat di Gedung PUSDIKLAT PKU Muhammadiyah dukungan penuh dari berbagai pihak.
Ujian ini diikuti oleh 30 peserta, melebihi target awal yang ditetapkan sebanyak 25 orang. Peserta berasal dari berbagai rumah sakit di Jakarta dan beberapa provinsi seperti Sumatera, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap pengakuan resmi kompetensi dan keahlian mereka sebagai perawat anestesi.
Ujian terdiri dari dua tahap, yakni ujian tertulis dan ujian praktik. Ujian tertulis dilakukan menggunakan sistem Computer-Based Test (CBT), yang memberikan efisiensi dan akurasi dalam penilaian. Sementara itu, ujian praktik berfokus pada kasus-kasus anestesi perioperatif, di mana peserta diwajibkan menunjukkan praktik keterampilan dan pengetahuan mereka dalam situasi di pelayanan anestesi.
Tim penguji terdiri dari tiga perawat anestesi tersertifikasi yang berpengalaman di bidangnya. Mereka memberikan penilaian yang objektif dan konstruktif selama proses ujian, memastikan bahwa setiap peserta mendapatkan umpan balik yang berguna untuk pengembangan keahlian mereka.
Antusiasme peserta terlihat jelas, dengan banyak dari mereka yang mengungkapkan harapan untuk mendapatkan lisensi sebagai bukti legalitas keahlian mereka dalam bekerja di garis depan perawatan kesehatan khususnya di pelayanan anestesi. Ujian ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi perawat anestesi untuk membuktikan kemampuan mereka, tetapi juga memperkuat standar profesionalisme dalam praktik anestesi di Indonesia.
Pelaksanaan ujian ini merupakan hasil kerja sama antara PUSDIKLAT PKU Muhammadiyah, CBP INNA DPP PPNI, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia (DPP-PPNI), Pengurus Pusat HIPANI, dan Pengurus Wilayah HIPANI DKI Jakarta. Ketua Umum DPP PPNI dan Sekretaris DPP PPNI turut hadir dalam kegiatan tersebut untuk memberikan semangat dan motivasi kepada peserta yang mengikuti ujian.
“Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam suksesnya kegiatan ini. Kerjasama erat antara berbagai institusi menunjukkan komitmen kita bersama untuk meningkatkan kualitas perawatan anestesi di Indonesia,” ungkap Rusman selaku Ketua PW HIPANI Jakarta.
Ketika ditanyakan events selanjutnya, Rusman mengungkapkan "tunggu saja kejutan events selanjutnya di tahun 2025"
Hidayat, seorang perawat anestesi dari Kalimantan Utara, menyatakan, “Saya sangat berterima kasih atas kesempatan mengikuti ujian ini. Ini adalah langkah besar dalam karir saya sebagai perawat anestesi. Pelatihan dan pengetahuan yang saya peroleh selama persiapan ujian sangat bermanfaat dan saya berharap hasilnya akan membantu saya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.”
Budi Santoso, salah satu penguji dalam ujian tersebut, menambahkan, “Sangat membanggakan melihat antusiasme peserta dalam ujian ini, dari berbagai provinsi di Indonesia turut hadir dalam kegiatan ini”
Dengan keberhasilan ujian CBP INNA Perawat Anestesi Tingkat Dasar ini, HIPANI Jakarta berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan profesionalisme dan keahlian perawat anestesi di seluruh Indonesia.
Denpasar, 18 Desember 2024 – Sebuah workshop berjudul “Improving the Quality of Perioperative Anesthesia Nursing Care; Modern Anesthesia Machine and Management of Intraoperative Mechanical Ventilation, Pasien Safety in Anesthesia Care” telah sukses dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Desember 2024. Kegiatan ini bertempat di Puri Ayu Hotel, Kota Denpasar, Bali.
Workshop ini diselenggarakan oleh Pusbangdiklat DPP PPNI bekerja sama dengan PUSBANGDIKLAT DPW Provinsi Bali dan Pengurus Wilayah Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) Bali. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga keperawatan dalam menangani perawatan anestesi perioperatif, khususnya terkait penggunaan mesin anestesi modern dan ventilasi mekanik intraoperatif.
Dihadiri oleh 80 orang perawat, jumlah peserta yang melampaui target awal sebanyak 50 orang, workshop ini menghadirkan berbagai pembicara ahli di bidangnya. Di antara pembicara tersebut adalah:
I Ketut Sudiarta selaku narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan ““Peningkatan kompetensi melalui kegiatan ini sangat krusial dalam memastikan perawat anestesi dapat memberikan perawatan yang optimal dan sesuai standar keselamatan pasien di setiap tindakan medis.”
Penyelenggara memberikan apresiasi khusus kepada para peserta, termasuk dua orang perawat terjauh dari Rumah Sakit Umum Daerah Komodo, Manggarai Barat, dan Nusa Tenggara Timuryang turut hadir dalam kegiatan ini.
Penghargaan setinggi-tingginya juga disampaikan kepada Ketua PP HIPANI, Ketua PERDATIN Bali, Ketua DPW PPNI Bali, Pusbangdiklat PPNI, Panitia dari PW HIPANI Bali serta seluruh sponsor yang telah mendukung acara ini, di antaranya PT Surgika Alkesindo, PT Citra Dian Pratama, dan PT Surya Bali Makmur (DV Medika Group).
“Kegiatan ini akan terus dilakukan secara berkesinambungan untuk menjamin kualitas mutu perawat yang bekerja area pelayanan anestesi” Ungkap Murjana selaku Ketua PW HIPANI Bali.
““Kesuksesan workshop ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat anestesi di Bali, sekaligus sebagai penjaminan mutu layanan anestesi yang lebih aman dan berkualitas bagi pasien.” Ungkap Yasa selaku Sekretaris PW HIPANI Bali
Dengan adanya workshop ini, diharapkan kualitas perawatan keperawatan anestesi dapat meningkat, serta keselamatan pasien dapat lebih terjamin dalam setiap tindakan medis yang dilakukan.
Jakarta, 21 Oktober 2024 - Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) menunjukkan bahwa Indonesia menghadapi krisis perawat anestesi. Dari total 582,023 tenaga keperawatan di Indonesia, hanya 2.425 orang yang bekerja di pelayanan anestesi, atau hanya 0,42% dari total tenaga keperawatan.
Kompetensi perawat dalam bidang pelayanan anestesi menjadi semakin penting mengingat tugas mereka tidak hanya mencakup perioperatif, tetapi juga berbagai pelayanan lainnya Seperti Endoskopi, Pulmonologi Intervensonal, Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI), Radiologi Intervensional, Kardiologi Intervensional, Perawatan Luka Bakar, Fertilisasi In Vitro (IVF), Post Anesthesia Care Unit dan lainnya.
Selain itu, data Profil Tenaga Kesehatan Indonesia edisi Maret 2023 menunjukkan bahwa hanya 3,566 dokter anestesi di Indonesia, dengan rasio 0,2 dokter anestesi per 1000 penduduk, dan jumlah penduduk di Indonesia menurut data badan pusat statistik berjumlah 282.477.584 Jiwa. Terlihat bahwa Indonesia memiliki kekurangan dalam jumlah dokter spesialis anestesi. Jumlah ini mungkin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan anestesi yang ada di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah yang lebih terpencil. Hal ini terlihat dari data lainnya yang dikeluarkan oleh KEMENKES, sebanyak 723 RSUD di Indonesia tidak memiliki dokter anestesi. Hal ini berdampak pada pelayanan anestesi seringkali dilimpahkan wewenangnya kepada tenaga kesehatan lainnya, seperti perawat. Sementara jumlah rumah sakit di Indonesia setiap tahun terus bertambah, dan sampai hari ini sudah berjumlah 3155 Unit.
Apabila diasumsikan 1 rumah sakit memiliki 3 kamar operasi, dengan 3 shift jaga/kerja perawat (pagi, siang dan malam), artinya Indonesia harus memiliki 28395 perawat anestesi. Hal itupun tidak termasuk bila perawat tersebut mendapatkan tambahan pekerjaan di unit lainnya.
Kementerian Kesehatan diminta untuk menindaklanjuti masalah ini dan meningkatkan kompetensi perawat di pelayanan anestesi melalui program pelatihan dan magang, fellowship, serta program pendidikan ners spesialis anestesi berbasis hospital based.
Menurut data HIPANI dari Oktober 2023 sampai dengan sekarang sejak dinonaktikannya Kurikulum pelatihan perawat anestesi, ada 358 orang yang bertanya tentang Penyelenggaraan pelatihan perawat anestesi di Indonesia, selain itu juga beberapa Lembaga DIKLAT dan Rumah Sakit di Indonesia juga menanyakan hal yang sama terkait pelatihan perawat anestesi ini.
"Sampai hari ini ada 358 orang yang menanyakan penyelenggaraan pelatihan perawat anestesi di Indonesia, setiap harinya ditanyakan melalui media sosial Instagram, Whatsaap dan lainnya dan jumlah tersebut terus bertambah setiap harinya. Dikarenakan kurikulum sebelumnya sedang dinonaktifkan sementara oleh kementerian kesehatan, namun kami tetap mengusulkan kurikulum baru dengan konsep baru yang lebih Perawat Banget," kata Muhammad Fithri Rahmani selaku Sekretaris Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI).
Pelatihan Perawat Anestesi ini berkiblat kepada Pendidikan sertifikasi dari IFNA dan ICPAN yang mengusung perawat-perawat yang sudah lulus dari Pendidikan Keperawatan (Profesi dan Vokasi) kemudian dilakukan Pendidikan dan pelatihan lanjutan di bidang anestesi.
“jadi pelatihan perawat anestesi perioperatif ini memang upgrade kompetensi perawat di bidang anestesi, menyesuaikan dengan kebutuhan pelayanan”. Ujar Rusman Wahyusetiawan selaku KABID INFOKOM HIPANI
Menurut Sekretaris PP HIPANI, pelatihan perawat anestesi ini merupakan sarana untuk meningkatkan keterampilan dan memastikan mutu asuhan keperawatan di pelayanan anestesi. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan bantuan kepada rumah sakit di daerah dan perbatasan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga keperawatan di pelayanan anestesi.
“beberapa kali kita di hubungi rumah sakit daerah dan swasta di Indonesia, khususnya rumah sakit yang memang sangat membutuhkan pelatihan ini. Saya merasa iba dengan penonaktifan pelatihan tersebut, hal ini menutup ruang peningkatan kompetensi perawat, harusnya negara mampu memfasilitasi ini, bukan menutup dan menghentikannya”. Ucap Muhammad Fithri Rahmani.
Ketika ditanyakan tentang kurikulum pelatihan yang baru, dirinya menjawab “kurikulum pelatihan sudah kita usulkan ke KEMENKES, sebelum diusulkan sudah melalui tahapan-tahapan seperti konsultasi dan meminta bimbingan teknis kepada Bidang DIKLAT DPP PPNI, selain itu juga kurikulum tersebut telah di presentasikan di depan Ikatan/ himpunan perawat dalam acara workshop kurikulum yang di adakan oleh DPP PPNI, kemudian mendapatkan persetujuan dari Kolegium Keperawatan, juga pernah kita sampaikan kepada Konsil Keperawatan. Namun saat ini belum ada titik terang persetujuan pengesahan kurikulum tersebut”. Ucap Muhammad Fithri Rahmani.
"Kita optimistis pelatihan tersebut akan dibuka, segala upaya dan sumber daya sedang kita kerahkan untuk mewujudkan hal tersebut, apalagi KMK No. HK.01.07/MENKES/1596/2024 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit pada BAB Pelayanan Anestesi dan Bedah mengatakan bahwa PPA yang kompeten melakukan prosedur sedasi, seperti dokter spesialis anestesi atau perawat yang terlatih yang bertanggung jawab melakukan berkesinambungan terhadap parameter fisiologis pasien pemantauan dan membantu tindakan Resusitasi" kata Rusman Wahyusetiawan, Ketua Bidang INFOKOM Pengurus Pusat HIPANI.
Jelas sekali poin dari Standar Akreditasi Rumah Sakit tersebut menegaskan pentingnya keberadaan profesional yang kompeten dalam melakukan prosedur sedasi di rumah sakit. Profesional seperti dokter spesialis anestesi atau perawat yang terlatih memiliki tanggung jawab untuk memantau parameter fisiologis pasien secara berkesinambungan selama prosedur sedasi. Selain itu, mereka juga harus siap untuk memberikan tindakan resusitasi apabila diperlukan. Dari segi argumentasi hukum, hal ini berkaitan dengan aspek legal dan tanggung jawab hukum profesi tersebut dalam pemberian pelayanan kesehatan, khususnya di pelayanan anestesi.
Proses seleksi calon anggota Kolegium Keperawatan Indonesia terlaksana secara terbuka dengan fokus pada visi dan misi untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan keperawatan. Pada 26 September 2024, sepuluh calon kandidat kolegium keperawatan mempresentasikan visi dan misi mereka dalam waktu tujuh menit sebagai bagian dari seleksi. Penyampaian visi dan misi kandidat ini disiarkan secara langsung oleh kanal Youtube DITJEN NAKES Kemenkes dan pemilihan serta hasil voting dilaksanakan melalui website votingkolegium.kemkes.go.id.Â
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Kolegium adalah kumpulan ahli dari setiap disiplin ilmu Kesehatan yang mengampu cabang disiplin ilmu tersebut yang menjalankan tugas dan fungsi secara independen dan merupakan alat kelengkapan Konsil. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut pada pasal 705 ayat (1), Kolegium memiliki peran dalam menyusun standar kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan serta menyusun standar kurikulum pelatihan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
Mustakim dan Sri Eti yang merupakan perawat di bidang pelayanan anestesi sekaligus pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) juga mengikuti kontestasi ini dan menjadi sorotan dalam seleksi ini khususnya bagi 2500 anggota HIPANI di Indonesia. Keduanya berhasil memukau para pemilih, terutama anggota HIPANI di Indonesia. Sri Eti bertugas sebagai perawat di RS Siloam Surabaya, sementara Mustakim bertugas di RSUD Soebandi Jember dan juga selaku Ketua DPD PPNI Kabupaten Jember, dan dengan pengalaman kerja lebih dari 30 tahun di pelayanan keperawatan khususnya di area pelayanan anestesi, mereka mencoba untuk ikut berpartisasi mengikuti seleksi ini.
“Saya meminta izin kepada Ketua dan Sekretaris PP HIPANI untuk mengikuti kontestasi ini, untuk itu saya menyiapkan keperluan kelengkapan dokumen dalam pendaftaran seleksi anggota kolegium ini semaksimal mungkin". Ucap Mustakim
Dalam presentasi visi misinya, Sri Eti menyampaikan tentang penguatan dan pengembangan Pendidikan keperawatan yang tidak hanya berfokus pada University Based, juga mengkombinasikannya dengan Hospital Based sesuai dengan perkembangan layanan kesehatan di Indonesia.
“Profesi perawat harus menjadi profesi yang unggul dan berdaya saing global, selain itu juga harus berperan aktif dalam transformasi sistem kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan. Pendidikan Keperawatan berbasis Hospital Based dengan focus pada penerapan klinis dan kolaborasi lintas disiplin ilmu serta peningkatan penerapan tekhnologi kesehatan terbaru adalah misi yang saya bawa dalam seleksi ini” Ucap Eti.
Sedangkan mustakim menyoroti tentang pentingnya kolegium keperawatan yang unggul dan bermutu dalam hal memberikan pelayanan, yaitu dengan mengembangkan Pendidikan, pelatihan dan penelitian keperawatan di Indonesia.
Seleksi ini menjadi ajang kontestasi terbuka pertama kalinya yang diselenggarakan oleh KEMENKES bagi akademisi dan praktisi keperawatan untuk berpartisipasi dan memperebutkan posisi menjadi anggota Kolegium Kesehatan Indonesia khususnya bidang Keperawatan. Dari pengalaman dan komitmen calon, diharapkan akan muncul seorang figure kolegium yang dapat mengarahkan sektor kesehatan, terutama keperawatan di Indonesia, ke arah yang lebih baik sesuai dengan visi dan misi yang telah mereka ungkapkan dalm presentasinya.
Dalam seleksi ini, tiga kandidat dengan suara terbanyak adalah Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Sri Hariyati dengan 5.079 suara, Prof. Dr. Nursalam dengan 4.186 suara, dan Dr. Aprisunadi dengan 4.147 suara. Di sisi lain, Dr. Hariono hanya mendapatkan 73 suara, menjadi kandidat dengan suara terendah. Sri Eti berada di posisi ketujuh dengan 535 suara dan Mustakim menduduki posisi kedelapan dengan 378 suara dari hasil voting terbuka tersebut.
“Saya rasa banyak perawat yang menginginkan bisa mengikuti seleksi ini, tapi tidak setiap orang bisa meraihnya. Ajang kontestasi ini juga merupakan hal yang baru dalam pemilihan kolegium karena sistemnya secara terbuka dan transparan. Sayangnya wakil kami dari kalangan praktisi perawat anestesi belum bisa masuk di 5 besar kontestasi ini. Semua kandidat yang mengikuti kontestasi ini adalah Tenaga Keperawatan dan visi-misi yang disampaikan sangat baik. Apapun hasilnya kami siap mendukung sepenuhnya visi dan misi kandidat yang terpilih serta harus kita kawal. Semoga bisa membawa kolegium keperawatan menjadi lebih baik dan unggul” Ucap Muhammad Fithri Rahmani selaku Sekretaris PP HIPANI.
Seleksi masih berlanjut dengan tahap wawancara bagi kandidat dengan suara terbanyak sesuai mekanisme seleksi. Kemudian apabila proses seleksi ini selesai Menteri Kesehatan menetapkan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Kolegium Kesehatan Indonesia.
“Harapan besar dari seluruh tenaga keperawatan di Indonesia untuk Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan yang lebih baik, khususnya di bidang anestesi kepada wakil kolegium yang terpilih. Semoga setelah terpilihnya ketua kolegium ini dapat menjalankan visi dan misinya dapat terlaksana dengan baik, sebagai amanah besar dari seluruh perawat di Indonesia” ucap Rusman selaku KABID INFOKOM Pengurus Pusat HIPANI.
Pada hari Selasa 5 September 2023, Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) mengunjungi kantor Lembaga Akreditasi Damar Husada Paripurna (LARS DHP) dalam rangka audiensi dan silaturahmi. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjalin hubungan yang lebih baik antara Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) dan LARS sebagai lembaga yang memiliki peran penting dalam proses akreditasi. Pertemuan tersebut di hadiri langsung oleh ketua Pengurus Pusat HIPANI yaitu Imam Subhi., S. Kep., Ns., MM., M. Kes., CAN beserta jajaran pengurus lainnya yaitu Destatyana Wahyuwantari (Bendahara PP HIPANI), Rusman Wahyu Setiawan (KABID INFOKOM), Sri Ety Wijayangingsih (KABID YANKESRA PP HIPANI), Ika Linawati (YANKESRA).
Dalam audiensi tersebut, Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Direktur Umum LARS DHP yaitu dr. R. Heru Ariadi, M.P.H. beserta Staf di Kantor LARS DHP. Selama pertemuan, Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) menjelaskan mengenai profil HIPANI, termasuk visi dan misi, serta upaya yang telah dilakukan HIPANI semasa Kepengurusan Imam Subhi selaku Ketua PP HIPANI. Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) juga berbagi pengalaman dan tantangan yang dihadapi dalam menjalankan keorganisasian selama ini kepada LARS DHP.
Selain itu, Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) juga aktif dalam berdiskusi dan bertukar pikiran dengan Direktur Umum LARS DHP mengenai tren terkini dalam akreditasi rumah sakit, standar pelayanan yang diterapkan, perkembangan dunia keperawatan khususnya dipelayanan anestesi serta hal lainnya paska ditetapkannya Undang-undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.
Kunjungan Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) menuai respons positif dari LARS DHP. Para pengurus dan staf LARS memberikan apresiasi dan dukungan kepada PP HIPANI dalam perjuangan organisasinnya selama ini dan upaya yang dilakukan dalam mengembangkan profesi perawat khususnya di area pelayanan anestesi.
Dengan kunjungan ini, diharapkan hubungan kerjasama antara PP HIPANI dan LARS DHP semakin erat dan utamanya dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi perawat yang bekerja di area pelayanan anestesi.
Kunjungan Pengurus Pusat Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (PP HIPANI) ke kantor LARS-DHP merupakan langkah yang signifikan dalam memperkuat komitmen PP HIPANI terhadap peningkatan kualitas perawat di pelayanan anestesi serta tersosialisasinya lembaga akreditasi tentang keberadaan HIPANI. Semoga upaya ini dapat berdampak positif bagi pengurus pusat HIPANI, Anggota HIPANI seluruh Indonesia, LARS-DHP dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Tidak lupa dalam kesempatan tersebut, Imam Subhi selaku Ketua Pengurus Pusat HIPANI menyampaikan salam dari seluruh Anggota HIPANI se Indonesia melalui pantunnya kepada Direktur Umum yaitu LARS-DHP dr. R. Heru Ariadi.
Ke Warung H. Udin Beli Sebungkus Tempe,
Buat Oleh-Oleh Teman Yang Datang Dari Malaysia,
Kami Hadir Langsung Bersilaturahmi Ke Kantor LARS DHP,
Menyampaikan Salam Hangat Dari Anggota HIPANI Se Indonesia.
Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI) telah selesai menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional HIPANI Periode Kepengurusan 2022-2027 di bawah kepempinan Imam Subhi sebagai Ketua Pengurus Pusat HIPANI pada tanggal 19-20 Mei 2023 yang lalu. Acara tersebut dihadiri oleh Pengurus Pusat HIPANI dan 24 Pengurus Wilayah HIPANI Se Indonesia serta 1 provinsi yang menjadi tamu dalam kegiatan tersebut.
Selesai dari gelaran tersebut tidak menyurutkan semangat pengurus wilayah HIPANI untuk mewujudkan tujuan dari organisasi dan juga program kerja yang dirumuskan dalam kegiatan tersebut.
“adalah PR bagi seluruh Pengurus Wilayah untuk mensosialisasikan hasil RAKERNAS HIPANI kepada seluruh anggota HIPANI di seluruh Indonesia” Ujar Imam Subhi dalam kegiatan RAKERNAS HIPANI.
1 minggu setelah dilaksanakannya gelaran RAKERNAS tersebut, Pengurus-Pengurus Wilayah HIPANI mulai mensosialisasikan hasil RAKERNAS kepada anggota HIPANI di Wilayahnya, dari sosilisasi secara daring (online zoom) juga secara luring (langsung).
Sosialisasi ini merupakan cara komunikasi pengurus kepada anggota dalam menyampaikan informasi perkembangan HIPANI 1 tahun dibawah kepengurusan Imam Subhi selaku Ketua Pengurus Pusat HIPANI. Sosialisasi juga moment untuk saling menyapa dan silaturahmi serta bertukar pendapat dan informasi terkait hasil Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) HIPANI.
Hasil kerja besar HIPANI adalah hasil dari kerja sama dan sinergi antara pengurus Pusat dan Pengurus wilayah yang solid. Tidak akan mungkin kerja besar akan membuahkan hasil besar apabila dilakukan oleh individu (one man show), tanpa kerjasama. Tidak mungkin pula jika dilakukan oleh pengurus yang berantakan dan tidak mengenal visi misi organisasi.
Oleh karena itu, membangun soliditas pengurus pusat dan pengurus Wilayah HIPANI adalah hal penting dalam mencapai program kerja yang telah ditetapkan dalam RAKERNAS HIPANI. Membangun Soliditas antar pengurus adalah sebuah hal yang tidak bisa ditawar / wajib dilaksanakan, apabila menginginkan program kerja tersebut tercapai.
Dengan melibatkan antar pengurus dan anggota pada kegiatan sosialisasi, hal ini menggambarkan adanya sinergitas antara pengurus dan anggota dalam membangun HIPANI. Selain itu juga menjembatani antara pengurus dan anggota untuk saling bertukar informasi, menyerap informasi dan saling memberikan saran dalam mencapai tujuan dari organisasi khususnya di HIPANI.
Pada RAKERNAS HIPANI yang dilaksanakan di Jakarta kemaren, ketua PP HIPANI menyampaikan tentang pentingnya penguatan pengurus dan penguatan organisasi di HIPANI. Karena dari penguatan pengurus dan organisasi ini lah akan timbul pemahaman kecintaan terhadap HIPANI untuk terus berkembang, maju dan eksis dalam mencapai cita-cita organisasi. Pemahaman kecintaan terhadap HIPANI ini harus di transfer kepada mereka-mereka yang belum memahami agar tercipta kesepahaman bersama melalui sosialisasi.
HIPANI sebagai keseminatan dibawah organisasi PPNI selalu aktif berkomunikasi tentang langkah-langkah strategis yang diambil kepada DPP PPNI. Komunikasi ini merupakan amanah dari AD ART PPNI serta tertuang dalam SK pengesahan HIPANI sebagai Keseminatan yang ditunjuk PPNI untuk mengurusi tentang kompetensi keperawatan anestesi dan area pelayanan keperawatan anestesi di Indonesia. Untuk itu HIPANI dan seluruh perangkatnya tunduk dan patuh terhadap peraturan yang ditetapkan PPNI selaku induk organisasi profesi perawat di Indonesia.
 Untuk itu pengurus pusat HIPANI tidak pernah lelah berjuang untuk menggapai tujuan organisasi serta program kerja yang telah ditetapkan dalam RAKERNAS HIPANI.
© 2022 Himpunan Perawat Anestesi Indonesia | by inisialdotcom